Rabu, 23 November 2011

Separuh Bintang

 Judul                : Separuh Bintang
Penulis              : Evline Kartika
Tahun               : April 2009
Penerbit            : Gramedia Pustaka Utama
Tebal                : 320 Halaman


Gila! Excited banget pas gue baca nih novel. “Separuh bintang, judul yang lucu,” pikir gue pas beli. Ndilalah (ternyata), gue nggak nyangka bakal nemu novel dengan alur yang sedemikian rumit tapi menarik. Dan akhirnya, gue nggak bosen-bosen buat baca nih novel [meskipun udah lama sih gue punya novel ini... hehehe..].
Novel ini menceritakan lika-liku kehidupan Ciya, Rico, Billy, Aldi, Henry, Merina. Cerita hidup yang ditulis di novel ini tuh pas lagi cerita sedih, gue bisa nangis tersedu-sedu. Pas lagi cerita lucu, gue bisa ngakak total. Pas lagi romantis, gue bisa ....... [bisa apa hayoo?? :D )
Yuk capcus baca resensi gue tentang nih novel..

Resensi ala gue:
Vannesa Chiara, seorang gadis yang keluarganya berantakan. Ayahnya (Frans) kabur dari rumah, Billy (kakaknya) overdosis, Ibunya (Merina) meninggal, dan dia (Chiara) dicap sebagai ANAK HARAM oleh ayahnya. Tanpa diketahui apa penyebab pasti semua ini, Chiara harus menerimanya. Mulai saat itu, ia nggak mau lagi dipanggil dengan nama Chiara, tetapi Ciya.
Hubungan kakak-adik antara Ciya dan Billy ternyata membawa dampak yang sangat dalam di kehidupan mereka. Kedekatan mereka malah menumbuhkan benih-benih ’cinta terlarang’. Hingga akhirnya Billy memutuskan untuk meninggalkan Ciya dengan jalan overdosis. Dan Ciya menutup separuh dari kehidupannya.
Setelah kematian ibunya, Ciya diangkat anak oleh Henry yang mengaku sebagai kerabat ibunya. Ciya pun diboyong ke rumah Henry. Di rumah besar itu Ciya bertemu Fatma (istri Henry) dan Enrico Leman (anak Henry). Ciya dan Rico, meskipun tinggal satu rumah nggak pernah akur. Bahkan berangkat sekolahpun Ciya harus nebeng Yoyo (Aldi) yang notabene adalah teman Ciya sejak kecil dan cinta pertamanya..
Sifat playboy Rico yang setingkat langit dan wajahnya yang super cakep membuat kepopulerannya di sekolah itu sangat melambung. Mantan pacarnya, Jesse, juga masih mengejar-ngejarnya untuk mengajaknya balikan. Hingga tanpa sengaja Rico menyebutkan nama Ciya sebagai pacarnya.
Hal itu mengundang  banyak kontroversi [halah.. bahasanya kontroversi.. hahaha..]. Mulai dari ngambeknya Christian (sahabat Rico) karena Rico merebut gebetannya, sampai aksi labrakan Jesse ke Ciya pas dia lihat Ciya menerima bunga dari Aldi.
Ketidaksengajaan sebut nama itu malah membuat mereka semakin dekat. Lebih dari sekedar saudara angkat. Mereka saling mengerti dan saling mencintai. Namun, masalah lain mulai datang ketika Sha-sha (cinta pertama Rico dari kecil) datang dan mengatakan bahwa dia dan Rico sudah bertunangan sejak kecil. Dan Aldi membawa kembali cintanya untuk Ciya yang otomatis itu jadi saingan untuk Rico.
Endingnya, Ciya mengetahui keberadaan ayah kandungnya yang ternyata telah meninggal, Henry yang ternyata adalah mantan suami ibunya, dan dia dengan Billy adalah SAUDARA KANDUNG. Dalam kisah Rico, ia telah berhasil memutuskan pertunangan antara dirinya dan Sha-sha. Rico-pun akhirnya memproklamirkan rasa cintanya ke Ciya di sebuah bukit yang dihias super indah.

Yang gue suka dari novel ini:
  • Temanya yang remaja begete. Ngangkat kisah rumit yang dibahas sederhana. Salut dah buat teh Evline..
  • Banyak kata-kata yang bisa gue beri garis merah [biar gue nggak lupa.. hehehe...]. Kata-katanya banyak makna yang terkesan puisi-puisi gimanaaa gitu, atau bahkan kayak filosofi.

Rico: ”Yang namanya obat itu pasti rasanya pahit. Justru karena pahit baru berkhasiat. Kalo dikasih gula, malah jadi nggak berpengaruh. Makanya biar pahit, lo mesti tahan. Seenggaknya elo mesti sembuh dari semua ketergantungan lo.”
_________________________

Rico: ”Cinta itu nggak butuh alasan. Jika sebuah cinta membutuhkan alasan, ketika alasan itu hilang, cinta juga akan hilang bersamanya.”

  • Dialog yang bisa bikin gue ngakak total.

Natya: ”Tenang ajalah. Besok kita akan membuat semua orang di konser Sha-sha tercengang-cengang.”
Ciya: ”Ngapain gue yang mesti dicengang-cengangin?”
_________________________

Saat belanja… –draft belanja: beli anting-anting (pilih yang agak panjang, minimal 10 cm)– Dan komentar Ciya...
”Sekalian aja lo taro kalung di kuping gue!”
–sampai kalung yang desainnya panjang dan bertumpuk-tumpuk– ”Lo mau, gue dikira alih profesi jadi dukun?”

  • Penggambaran karakter tokoh dan setting-nya OKE banget..

Inilah resensi novel Separuh Bintang ala gue...

1 komentar: