Penulis : Delfi A.
Halim
Tahun : April 2008
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 176
halaman
Gue udah baca novel ini 6 kali, tapi
heran, kok nggak ada bosen-bosennya ya? Awalnya gue minjem dari sahabat gue pas
SMP, terus pas lagi jalan-jalan ke bazaar buku, gue nemu novel ini dan gue
beli. Walhasil, gue kecanduan baca ini novel. Dampak berikutnya adalah pas gue
masuk kuliah dan cari kost-an, gue kebayang-bayang kisah seru di novel ini. Tapi
gue nge-kost-nya di kost-an khusus cewek.
Pas gue bawa novel ini ke kost-an
(setelah temen-temen kost gue pada minjem), nih novel jadi trending topic di
meja makan. Kami cerita ngalor-ngidul tentang adegan-adegan konyol novel ini.
Ehh giliran gue baca novel ini (lagi!) di kampus, beberapa orang nanya, “Komik.
Tapi kok tulisan semua gini?”. Aduh alamak! Ini novel, judulnya aja yang komik
hati. – (_
_!!)
Novel ini bisa buat gue ngakak total.
Gimana nggak? Adaaaa aja yang dilakuin Ardi dkk yang emang nggak waras itu. Mulai
dari jadi pocong sampai jadi bencong. Dan dari semua itu, mereka selalu ketiban
sial. – hahaha.. rasain lu.. :p
Pas baca bagian kesan pertama Ardi
ketemu Astrid, gue ngerasa gimanaaa gitu. Kayak ada cemburu dejavu.
Apalagi pas si Astrid bela-belain nangis gara-gara poster black goblin ke lima
(yang Naomi bawa bunga mawar) mau dirobek mamanya. Jadi ya gue ikutan deg-degan
sendiri nggak jelas gitu deh.
Udah ahh.. Yuk kemon baca resensi gue
tentang nih novel!
Resensi ala gue:
Astrid Melinda Gloria, cewek cantik
kecowok-cowokan ini kudu pindah tempat kost gara-gara obsesi besarnya ingin
menjadi seorang komikus seperti komikus idolanya, Pohenix. Karena tak direstui
orang tuanya, ia harus membayar biaya sekolah di Me n Manga sendiri dengan cara
menghemat pengeluaran. Jadi ia putuskan untuk memilih tempat kost yang lebih
murah.
Astrid yang dikemas ala cowok ini
memperkenalkan dirinya sebagai Astro ketika memasuki kost-an barunya. Di
kost-an baru inilah ia bertemu dengan Kwartet Nggak Waras yang terdiri dari
Ardi – cowok cakep berkacamata, Raka – si playboy cap gayung, Junek – si
gondrong yang jarang mandi, dan Firman – si gembul yang suka makan.
Tanpa sebab yang pasti, Kwartet Nggak
Waras ini memusuhi Astro. Semua itu disebabkan oleh Raka yang kerasukan dedemit
jalan tol dendam gara-gara Nina, cewek incarannya, lebih tertarik untuk
melirik Astro ketimbang dirinya. Raka pun mengajak kompeni nggak warasnya untuk
menyusun rencana ‘brilian’. Mulai dengan menjadi pocong sampai menjadi bencong.
Namun hal tersebut malah menyulut kebencian antara Ardi dan Astro.
Namun di keadaan lain, Ardi yang
ternyata adalah Pohenix bertemu Astro yang dikemas dalam penyamaran sebagai
Astrid versi feminin sebagai murid barunya di kelas Me n Manga. Inilah yang
dinamakan ‘Cinta pada Pandangan Pertama’. Ardi pun menyatakan pada dirinya
bahwa ia telah menemukan Naomi (ksatria cantik yang merupakan salah satu
karakter di komik Black Goblin ciptaannya).
Setelah mengumpulkan keberanian, Ardi
pun maju untuk memproklamirkan rasa cintanya pada Astrid. Namun Astrid tak
segera menjawab, ia memberikan janji akan menjawab minggu depan saat ada kelas
di Me n Manga. Dan disinilah terjadi konflik….
Ketika Astro pulang ke kost-an, ia
menemukan ibunya tengah menunggu dengan marah. Ibunya sangat kecewa ketika
melihat kamar Astrid yang dipenuhi poster-poster karakter komik dan perpindahan
Astrid dari kost lamanya yang tanpa kabar. Tangis Astrid pun pecah ketika
mamanya merobek seluruh poster Astrid, termasuk poster cover asli Black Goblin
edisi 5 pemberian Ardi. Setelah kejadian itu, Astrid diboyong pindah oleh
mamanya, seluruh anak kost mengetahui kalau Astrid adalah seorang perempuan,
dan Ardi terus menunggu jawaban Astrid yang tak pernah kembali.
Astrid baru sadar akan rasa cintanya
pada Ardi yang selama ini ia ingkari setelah membaca tulisan Ardi di beberapa
halaman terakhir komik Black Goblin edisi enam (terakhir) yang diberikan Gadis,
sahabatnya. Ternyata Ardi terus menunggu jawaban itu. Entah jawaban ‘ya’ atau
‘tidak’ yang akan keluar dari bibir Astrid, Ardi tetap menunggu. Akhirnya,
Astrid pun memutuskan untuk kembali ke kost-annya itu, sebagai Astrid.
Yang gue suka dari novel ini:
-
Tema remaja yang dikemas simpel dan konyol. Sukses bikin
aku ketawa ngakak. Trimakasih kak Delfi.. (ᴝᵔзᵔ)ᴝ
-
Penggambaran benda-benda dan karakternya bisa buat gue berhayal gue ada di
dalam kisah itu.
-
Karakter chibi Ardi yang buat gue senyum-senyum nggak
jelas.
-
Beberapa kejadian lucu yang ngebuat gue dan temen-temen
kost gue nggak bisa berhenti ketawa:
● Adegan Raka dan Firman si pocong kurus dan pocong gendut
yang apes.
● Junek yang jatuh sakit dan muntah-muntah setiap ada yang
menyebut nama Tante Bonsai (ibu kost) setelah menemukan rahasia terbesar Tante
Bonsai.
● Ardi yang dibawa ke salon elit oleh Raka. Ternyata ‘Salon
Elit’ adalah nama dari salon kumuh tersebut. Dan tanpa Ardi duga, Jennie sang
pemilik salon adalah seorang banci.
● Ardi yang pingsan berkali-kali ketika mendengar ide
‘brilian’ Raka.
● and many more…
Tapi sayangnya, novel ini nggantung di
endingnya. Gue penasaran dengan apa yang dilakuin si Ardi setelah Astrid
kembali ke kost-an. Apa mereka jadian?
Hmm.. Who knows?
Itulah resensi novel Komik Hati ala
gue….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar