Selasa, 16 Oktober 2012

Komik Hati


Judul                     : Komik Hati
Penulis                  : Delfi A. Halim
Tahun                    : April 2008
Penerbit                : Gagas Media
Tebal                    : 176 halaman



Gue udah baca novel ini 6 kali, tapi heran, kok nggak ada bosen-bosennya ya? Awalnya gue minjem dari sahabat gue pas SMP, terus pas lagi jalan-jalan ke bazaar buku, gue nemu novel ini dan gue beli. Walhasil, gue kecanduan baca ini novel. Dampak berikutnya adalah pas gue masuk kuliah dan cari kost-an, gue kebayang-bayang kisah seru di novel ini. Tapi gue nge-kost-nya di kost-an khusus cewek.
Pas gue bawa novel ini ke kost-an (setelah temen-temen kost gue pada minjem), nih novel jadi trending topic di meja makan. Kami cerita ngalor-ngidul tentang adegan-adegan konyol novel ini. Ehh giliran gue baca novel ini (lagi!) di kampus, beberapa orang nanya, “Komik. Tapi kok tulisan semua gini?”. Aduh alamak! Ini novel, judulnya aja yang komik hati.   (_ _!!)
Novel ini bisa buat gue ngakak total. Gimana nggak? Adaaaa aja yang dilakuin Ardi dkk yang emang nggak waras itu. Mulai dari jadi pocong sampai jadi bencong. Dan dari semua itu, mereka selalu ketiban sial. – hahaha.. rasain lu.. :p
Pas baca bagian kesan pertama Ardi ketemu Astrid, gue ngerasa gimanaaa gitu. Kayak ada cemburu dejavu. Apalagi pas si Astrid bela-belain nangis gara-gara poster black goblin ke lima (yang Naomi bawa bunga mawar) mau dirobek mamanya. Jadi ya gue ikutan deg-degan sendiri nggak jelas gitu deh.
Udah ahh.. Yuk kemon baca resensi gue tentang nih novel!


Resensi ala gue:
Astrid Melinda Gloria, cewek cantik kecowok-cowokan ini kudu pindah tempat kost gara-gara obsesi besarnya ingin menjadi seorang komikus seperti komikus idolanya, Pohenix. Karena tak direstui orang tuanya, ia harus membayar biaya sekolah di Me n Manga sendiri dengan cara menghemat pengeluaran. Jadi ia putuskan untuk memilih tempat kost yang lebih murah.
Astrid yang dikemas ala cowok ini memperkenalkan dirinya sebagai Astro ketika memasuki kost-an barunya. Di kost-an baru inilah ia bertemu dengan Kwartet Nggak Waras yang terdiri dari Ardi – cowok cakep berkacamata, Raka – si playboy cap gayung, Junek – si gondrong yang jarang mandi, dan Firman – si gembul yang suka makan.
Tanpa sebab yang pasti, Kwartet Nggak Waras ini memusuhi Astro. Semua itu disebabkan oleh Raka yang kerasukan dedemit jalan tol dendam gara-gara Nina, cewek incarannya, lebih tertarik untuk melirik Astro ketimbang dirinya. Raka pun mengajak kompeni nggak warasnya untuk menyusun rencana ‘brilian’. Mulai dengan menjadi pocong sampai menjadi bencong. Namun hal tersebut malah menyulut kebencian antara Ardi dan Astro.
Namun di keadaan lain, Ardi yang ternyata adalah Pohenix bertemu Astro yang dikemas dalam penyamaran sebagai Astrid versi feminin sebagai murid barunya di kelas Me n Manga. Inilah yang dinamakan ‘Cinta pada Pandangan Pertama’. Ardi pun menyatakan pada dirinya bahwa ia telah menemukan Naomi (ksatria cantik yang merupakan salah satu karakter di komik Black Goblin ciptaannya).
Setelah mengumpulkan keberanian, Ardi pun maju untuk memproklamirkan rasa cintanya pada Astrid. Namun Astrid tak segera menjawab, ia memberikan janji akan menjawab minggu depan saat ada kelas di Me n Manga. Dan disinilah terjadi konflik….
Ketika Astro pulang ke kost-an, ia menemukan ibunya tengah menunggu dengan marah. Ibunya sangat kecewa ketika melihat kamar Astrid yang dipenuhi poster-poster karakter komik dan perpindahan Astrid dari kost lamanya yang tanpa kabar. Tangis Astrid pun pecah ketika mamanya merobek seluruh poster Astrid, termasuk poster cover asli Black Goblin edisi 5 pemberian Ardi. Setelah kejadian itu, Astrid diboyong pindah oleh mamanya, seluruh anak kost mengetahui kalau Astrid adalah seorang perempuan, dan Ardi terus menunggu jawaban Astrid yang tak pernah kembali.
Astrid baru sadar akan rasa cintanya pada Ardi yang selama ini ia ingkari setelah membaca tulisan Ardi di beberapa halaman terakhir komik Black Goblin edisi enam (terakhir) yang diberikan Gadis, sahabatnya. Ternyata Ardi terus menunggu jawaban itu. Entah jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ yang akan keluar dari bibir Astrid, Ardi tetap menunggu. Akhirnya, Astrid pun memutuskan untuk kembali ke kost-annya itu, sebagai Astrid.

Yang gue suka dari novel ini:
-          Tema remaja yang dikemas simpel dan konyol. Sukses bikin aku ketawa ngakak. Trimakasih kak Delfi.. (ᴝᵔзᵔ)
-          Penggambaran benda-benda dan karakternya bisa buat gue berhayal gue ada di dalam kisah itu.
-          Karakter chibi Ardi yang buat gue senyum-senyum nggak jelas.
-          Beberapa kejadian lucu yang ngebuat gue dan temen-temen kost gue nggak bisa berhenti ketawa:
● Adegan Raka dan Firman si pocong kurus dan pocong gendut yang apes.
● Junek yang jatuh sakit dan muntah-muntah setiap ada yang menyebut nama Tante Bonsai (ibu kost) setelah menemukan rahasia terbesar Tante Bonsai.
● Ardi yang dibawa ke salon elit oleh Raka. Ternyata ‘Salon Elit’ adalah nama dari salon kumuh tersebut. Dan tanpa Ardi duga, Jennie sang pemilik salon adalah seorang banci.
● Ardi yang pingsan berkali-kali ketika mendengar ide ‘brilian’ Raka.
and many more



Tapi sayangnya, novel ini nggantung di endingnya. Gue penasaran dengan apa yang dilakuin si Ardi setelah Astrid kembali ke kost-an.  Apa mereka jadian? Hmm.. Who knows?

Itulah resensi novel Komik Hati ala gue….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar